OLEH : NANIK SULISTYANINGSIH
NIM : 0610300181203120003
KELAS :
II C / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Lahirnya Tauhid
Secara
etimologis, tauhid berarti Keesaan. Maksudnya, ittikad atau keyakinan bahwa Allah
SWT adalah Esa, Tunggal, Satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid
yanag digunakan dalam bahasa Indonesia, yakni “keesaan Tuhan”; mentauhidkan
berarti mengakuikeesaan Allah SWT.
Sejarah
menunjukkan bahwa pengertian manusia terhadap tauhid itu sudah tua sekali,
yaitu seajk diutusnya Nabi Adam a. s. Adam mengajarkan tauhid kepada anak
cucunya. Mereka taat dan tunduk kepada ajaran Adam yang mengesakan Allah.
Tegasnya sejak permulaan menusia mendiami bumi ini, sejaknitu telah diketahui
dan diyakini adanya dan Esanya Allah pencipta alam. Hal ini seperti firman
Allah dalam Q.S: Al-Anbiya’:25 ; “Dan
tidaklah kami mengutus sebelum engkau seorang Rasulpun mekainkan kami wahyukan
kepadanya : bahwasanya tiada Tuhan yang sebenarnya disembah melainkan Aku, maka
sembahlah Aku.”
Semua
Nabi mulai nabi Adam sampai nabi Muhammad mengajar dan memimpin umat untuk
meyakinkan bahwa yang menjadikan alan semesta ini adalah Tunggal, Esa, yaitu
Allah SWT. Demikianlah adanya garis lurus sejak nabi Adam sampai kepada nabi
Muhammad yang meyakini dan mempercayai suatu keyakinan dan kepercayaan yang
tunggal tentang sifat dan dzat pencipta alam yaitu Allah SWT.
Sumber
:
http//memetkoplak.wordpress.com/2012/04/21/sejarah-pertumbuhan-dan-perkembangan-ilmu-tauhid/
B. Sejarah
Ketauhidan Sejak Nabi Adam a.s
Adam
adalah nenek moyang manusia yang pertama. Sejarah tentang Tauhid dimulai sejak
diutusnya nabi adan a.s oleh Allah untuk mengajarkan ketauhidan yang murni
kepada anak dan cucunya. Ajaran adan tentang tauhid yaitu tentang keesaan Allah
SWt. Emenjak itulahmanusia telah mengetahui dan meyakinitentang adanya keesaan
Allah sebagai pencipta alam semesta ini. Umat manusia yang telah dibuka hatinya
oleh Allah menerima hakikat hidup itu, menerima dan mematuhi ajaran nabi adam.
Akan
tetapisetelah nabi Adam wafat, umatpun kehilangan pembimbing. Merekapun mulai
menyimpang dari ajaran semula dan meninggalkan sedikit demi sedikit ajarannya
sehingga tersesat dari jalan lurus dan kehidupan merekapun menjadi kacau.
Untuk
itu Allah mengutus para nabi dan rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat
manusia. Nabi Nuh seorang bapak atau nenek moyang umat manusia yang kedua.
Diutus sebagai pemimpin dan pengatur manusia yang kacau porak poranda setelah
ditinggalkan oleh nabi Adam. Sebelum nabi Nuh pun telah diutus nabi-nabi yang
ditugaskan untuk mneruskan ajaran nabi adam. Setelah nabi Nuh wafat manusia
kembali kehilangan pmimpin dan pengatuturnya menjadi kacau balau sampai
diutusnya Nabi Ibrahim oleh Allah.
Selain mengajarkan Tauhid dan kepemimpinan beliaulah yang mula-mula membawa dan
mengajarkan syari’at.
Periode
antara nabi Ibrahim dan nabi Muhammad masih banyak lagi nabi yang diutus oleh Allah
untuk menjaga ketauhidan dikalangan umat manusia, agar tidak terkikis dari
sanubari manusia. Diantara nabi-nabi itu ialah nabi Luth, nabi Ismail, nabi
Ishaq, nabi Ya’qub, nabi nabi Yusuf, nabi Musa, nabi Harun, nabi Yusa’, nabi
daud, nabi sulaiman, nabi Hud, nabi Saleh, nabi Syu”aib, nabi zakariya, nabi
Yahya, nabi ayub, nabi Zulkifli, nabi isa dan nabi Muhammad SAW.
Diantara
nabi yang dua puluh lima itu ada lima nabi yang dijuluki Ulul Azmi yaitu nabi
Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa, nabi Isa dan nabi Muhammad. Semua nabi-nabi itu
mengajarkan kepada umatnya untuk mentauhidkan dan meyakini bahwa yang
menjadikan alam semesta ini adalah Allah SWT.
Nabi
Musa diutus Allah untuk mengajarkan ketauhidan. Allah menurunkan kitab taurot secara
sekaligus kepada nabi Musa. Taurat mengandung syariat atau peraturan-peraturan
Allah yang diturunkan kepada nabi Musa untuk diamalkan dan berpegang teguh
padanya. Syariat itu telah dijalankan oleh umat nabi Musa semasa nabi Musa
masih hidup. Akan tetapi setelah nabi Musa wafat orang Yahudi lama kelamaan
menyimpang dari kitab taurat sehingga menyebabkan kerusakan.pada masa bani
israil ditinggalkan nabi Musa ada perselisihan dan perubahab-perubahan dan
penyimpangan-peyimpanganyang dilakukan oleh sebagian mereka. Nabi isapun diutus
oleh Allah seabgai pendamai dan mengembalikan pada ajaran yang semula, yaitu
keesaan Allah.
Nabi
isa mengajarkan ketauhidan dengan berdasarkan pada kitab yang telah diturunkan
kepadanya yaitu kitab injil. Dalam kitab injil terkandung nasihat-nasihat
petunjuk-petunjuk terhadap orang-orang yang mengimaninya. Nabi Isa secara terus
menerus menyiarkan agama tauhid serta mendamaikan umat-umatnya walaupun
mendapat rintangan-rintangan dari bani israil. Dengan kebencian-kebencian umat
Yahudi mereka berniat membunuh Nabi Isa. Akan tetapi Allah menyelamatkan nabi
Isa dengan menyamarkan orang Yahudi. Orang yahudi menangkap salah seorang dari
mereka yang telah diubah wajahnya mirip dengan Nabi Isa. Nabi isapun diangkat
oleh Allah
Setelah
ditinggalkan nabi Isa (menurut kepercayaan orang-orang Nasrani),sedikit demi
sedikit mulai berubah ketauhidannya sehingga umat menyimpang dari ajaran
semuladan terlepas dari dasar-dasar ketuhidan yang murni. Adapun operubahan
yang terjadi :
1. Segolongan
orang Nasrani yang diketahui oleh Paulus sebagai kepala agama di intokia
(syiria) memegang sungguh-sungguh ketauhidan yang murni. Mereka berpendapat
bahwa Isa itu seorang hamba dan pesuruh Allah sebagai juga rasul yang lain.
2. Golongan
Arius, yaitu golongan Nasrani pengikut aliran “arius” seorang pendeta di
Iskandariah. Ia masih berpegang teguh pada ketauhidan yang sebenarnya. Ia
berpendapat bahwa isa hamba Allah. Akan tatapi ia menambahi bahwa Isa “kalimah
Allah” dari situlah mulai ada bayangan yang mengarahkan Isa itu Tuhan.
3. Golongan
parpani. Golongan ini berpendapat bahwa Isa dan ibunya adalah Tuhan. Demikian
inilah keadaan nasarani yang dating kemudian. Mereka menganggap bahwa Tuhan itu
menjadi tiga. Dan hamper semua orang mempercayai bahwa Tuhan itu terdiri dari 3
oknum . ketiga oknum itu sebenarnya satu juga yaitu Bapa, anak dan Ruhul kudus.
Tiga adalah satu, satu adalah tiga.
C. Sejarah Ketauhidan masa Rosululloh SAW
Masa
Rasululloh SAW merupakan periode pembinaan aqidah dan peraturan-peraturan dengan
prinsip kwesatuan umat dan kedaulatan Islam. Segala masalah yang kabur
dikembalikan langsung kepada Rasulullah sehingga beliau berhasil menghilangkan
perselisihan antara umatnya. Masing;masing pihak tertentu mempertahankan kebenaran
pendapatnya dengan dalil-dalil, sebagaimana telah terjadi dalam agama-agama
sebelum Islam. Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk mentaati ASllah SWT dan
RasulNya serta menghindari dari perpecahan yang menyababkan tombulnya kelemahan
dalam segala bidang sehingga menimbulkan kekacauan. Allah berfirman dalam Q.S
Al-Anfal:46 yang artinya :
“Dan
taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Dan
surat Al-Maidah: 15 yang artinya :
“Hai
orang-oarang yang beriman. Apabila kamu brtemu dengan orang-orang yang kafir
yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelaknganya (mundur)”.
Perbedaan
pendapat memeang dibolehkan teatpui jangan sampai pada pertengkaran, terutama
masalah aqidah. Demikian pula dalam menghadapi agama lain, kaum muslim harus
bersikap tidak membenarkan apa yang mereka sampaikan dan tidak puka
mendustainya. Yang harus dikaya adalah kaum muslimin beriman kepada Allah dan
wahyuNya yang telah diturunkan kepada kaum muslimin dan juga mereka. Tuhan
Islam dan Tuhan mereka adalah satu (Esa).
Bila
terjadi perdebatan haruslah dihadapi dengan nasihat dan peringatan. Berdebat
dengan baik dan dapat menghasilkan tujuan dari perdebatan sehingga terhindar
dari pertengkaran. Alloh swt berfirman dalam Q.S An-Nahl : 125 yang artinya :
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlahmereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dengan
demikian tauhid di zaman Rasulullah tidak sampai pada perdebatan dan polemic
yang berkepanjangan, karena Rasul sendiri menjadi penengahnya.
Hanya
23 tahun rasulullah berdakwah memperjuangkan Islam. Dan dalam waktu sesingkat
itu seluruh semenanjung arab telah berhasil diIslamkan oleh beliau. Hal ini
disebabkan tidak hanya karena factor Nabi Muhammad, tapi keimanan dan kesetiaan
yang tinggipara sahabat berp[engaruh besardalam sejarah penyebaran islam awal
dan para sahabat masih berakiidah murni. Para sahabat tidak pernah menanyakan
segala hal yang berhubungan dengan dzat dan hakikat sifat-sifat Allah. Mereka
telah mengerti makna yang terkandung dalam sifat-sifat tersebut. Jkarena itulah
mereka tidak pernah menanyakan selain karean Rasulullah melarang memikirkan dan
memperdebatkan masalah itu.
Pada
masa Rasululloh persoalan-persoalan yang berhubungan dengan akidah justru muncul
dari kaum musyrikin dan munafiqun. Kaum musyrikin mengangkat permasalahan qadar
tujuannyaadalah untuk membenarkan perbuatan jahat dan dosa ysng mereka kerjakan
yaitu menisbatkan perbuatan mereka kepada kehendak Allah. Dengan demikian
perbuatan mereka seakan-akan direstui Allah. Sedangkan kaum munafiqun
mengeluarkan komentar-komentar yang mengindikasikan qodariyah. Tidak lain
maksudnya adalah untuk mematahkan semangat Islam dalam perang uhud yang
berpangkaldari kedengkian dan iri hati mereka terhadap rasulullah.
Namun
para sahabat tidak terpengaruholeh iomongan mereka yang menyesatkan dan
menggoyahkan aqidah itu. Para sahabat mengambil aqidah dari Al- Qur’an dan
petunjuk Rasulullah. Fokus para sahabat saat itu adalah membela sekuat tenag
perjuangan nabi Muhammad menyiarkan agam Islam dan melindungi beliau dari
serangan-serangan dan tipu daya kaum musyrikin, yahudi, nasrani dan munafiaqin.
Melihat
sejarah kehiduoan Rasulullah penolakan kaum musyrikin, yahudi Nasrani atas ajaran
Islam yang bersumber dari kitab suci, melainkan lebih dikarenakan oleh factor
hawa nafsu . hawa nafsu telahmemalingkan hati dan pikiran mereka dari jalan
yang benar.
Kaum
musyrikin mekah menolak ajaran Muhammad karena fanatisme terhadap ajaran nenek
moyang, ambisi kekuasaan, egoisme kesukuan dan keuntungan dari sisi
peradagangan. Kaum yahudi menolak ajaran Muhammad karena rasa dengki dan
kebencian yang meluap-luap kepada beliau
dan bangsa arab. Orang yahudi menganggao bahwa diri mereka sebagai bangsa terbaik
dan pilihan tuhan karena hamper seluruh nabi diturunkan dari bangsa mereka. Jadi
untuk apa mereka tunduk kepada nabi Muhammad SAW.
Sedang
kaum Nasrani menolak ajaran Muhammad SAW karena takut kehilagan kedudukn dan
harta yang telah mereka berikan penguasa Romawi tarhadap mereka. Kalau mereka
masuk Islam tentu saja semua itu akan hilang. Ahlu kitab terutama yahudi selamanya
tidak akan terima dengan agama Islam sejak zaman Rosulullah hingga masa kini.
Dari perdebatan mereka dengan rasulullah
adalah untuk memurtadkanumat Islam. Dan yang lebih bahaya lagi adalah kaum
munafiqun yang membantah, perintah, larangan serta keputusan Rasulullah SAW.
Pada
masa Rasululloh pendekatan nalar untuk memperkokoh keimanan adalah sesuatu yang
baik. Rosululloh dsn Al-Qur’an sendiri telah memberikan contoh yang baik
tentang perdebatan logis dan argumentative untuk memperteguh iman . bahwa
tauhid adlah aqidah yang benar karena bisa dibuktikan kebenaranya dengan rasio.
Dari sini dapat diketahui bahwa ilmu kalam sudah ada sejak masa Rosululloh SAW.
Namun belum ada prumusan secara konkrit seperti zaman sekarang. Dan penggunaan
nalar dalam permasalahan aqidah hanyalah berfungsi untuk memperkokoh akidah dan
keimanan serta untuk menopang
dalil naqli. http://almasakbar45.blogspot.com/2011/01/sejarah-perkembangan-tauhid. html
D. Agama masyarakat Mekkah
Masyarakat
Mekkah jahiliyyah dulu menyembah patung (berhala). Tiga patung Tuhan yang
terkenal di Mekkah adalah Manat, al-lat dan al Uzza. Tor Andrea
berkata, “ Persembahan buat ketiganya sudah berlangsung lama. Dengan menilik
namanya, Manat, yangdipuja oleh suku Hudhail yang suka perang dan mengarang
puisi yang tinggal di Selatan Mekkah nampaknya menjadi model Dewa Perempuan
yang menentukan nasib dan keberuntungan. Ia menyerupai dewa Yunani Tyehe
Soteria, yaitu salah sdatu anak perempuan Zeus. Pembebas dan penolong manusia
di laut dalam peperangan dan dalam pertemuan umum.1 Patung Tuhan
lain, Al- Lat telah dikenal pada masa Heroditas , yang menamainya Alilat.
Sebenarnya Al-Lat bermakna “Dewi”. Dalam prasasti Nabatean, “ibu dari para dewa
“ juga disebut Al-Lat. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa dalam sejarah
Arab Al-Lat mempunyai kedudukan sebagai dewi Semit dari garis ibu, Kesuburan
dan langit terutama di kawasan Semit Barat.
Jadi, jelas bahwa Tuhan-tuhan initidalk mungkin berasal dari Mekkah
tetapi impor dari Utara. Patung Tuhan yang ketiga, Al-Uzza pada masa Nabi
adalah yang paling sering disembah diantara ketiganya. Nama “Uzza” berarti
“perkasa” atau “ terhormat”. Tempat pemujaan Al-Uzza berada di Nakla,beberapa
mil disebelah utara Mekkah. Waqidi menceritakan kepada kita bahwa pada tahun
kedelapan setelah Hijrah, MUHAMMAD mengutus Khalid sang pemberani dengan
diiringi 30 pasukan berkuda untuk
menghancurkan tempat tersebut. Ketika ia sedang menebang pohon aksia yang
menutupi patung itu, seorang wanita kulit hitam tanpa busana dengan rambut
tergulung mendekatinya, dan pendetanya yang berada didekatnya berteriak “Jangan
takut Uzza pertahankan dirimu”. Pertama-tama Khalid merasa takut tetapi
kemudian ia memberanikan diri dan dengan sekali tebaasan pandangnya ia
memenggal kepala Uzza.2
Dari
penjelasan di atas kita ketahui bahwa ketiga Tuhan itu adalah perempuan dan
ketiganya dikaitkan denngan ritus kesuburan tanah atau pemujaa ibuyang berasal
dari wilayah Utara atau negara-negra Mediterranian, sementara di Mekah
sebagaimana yang kita ketahui sistem Patriarki lebih menonjol sehingga sistem
matrinial secara stuktural tidak menjadi
bagian dari masyarakat. Al quran mengakui adanya sistem patriarki
tersebut dan mengkritik tuhan-tuahn perepuan “ bagaimana mereka bisa
mengatakan Dia mempunyai anak DAN allah
itu perempuan? Sunggguh itu adalah
perkataan yang keliru “. Sebagaimana yang telah kita lihat di mekkah sistem
patriarki lebih menonjol dan hal ini telah berlangsung sejak dulu. Dalam
masyarakatseperti ini dimana superioritas laki-laki telah berlangsung lama.
Tuhan-tuahn ini tak mungkin dipuja dalam upacara meminta kesuburan.
Satu-satunya kesimpulan yang bisa dikemukakan adalah bahwa tuhan-tuhan itu
berasal dari daerah yang disitu
pertanian menonjol yaitu kawasan subur di Utara.
1
Tor
Andrea, Mohammad, the Man and His Faith,
hlm. 17-18
2 Ibid, hlm. 17-18
DAFTAR
PUSTAKA
Ashgar
Ali Engineer. Asal-usul dan Perkembangan
Islam. 1999. Yogyakarta
Tor
Andrea, Mohammad, the Man and His Faith. 1956.
London
Tidak ada komentar:
Posting Komentar