Pages

17 April 2013

SABAR DAN SYUKUR



Oleh : Lailatul izzah
A.      SABAR
      Sabar adalah kemampuan untuk menahan diri terhadap segala sesuatu yang dibenci maupun yang disenangi. Sabar  terhadap sesuatu  yang  dibenci adalah kemampuan untuk menahan diri menghadapi sesuatu yang tidak diinginkan , misalnya pada saat menghadapi kesulitan, penderitaan, musibah dan berbagai cobaan hidup lainnya. Sabar dalam konteks ini adalah identik dengan ketabahan dan kepasrahan diri untuk menerima segala sesuatu yang telah menjadi ketetapan Allah dengan hati yang lapang. Allah akan mengangkat  derajat orang-orang  yang sabar dan memberikan balasan pahala yang tiada pernah terbayangkan.
Allah swt telah berfirman:
‘’Kami akan memberi balasan kepada orang-orang  yang bersabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.An-nahl : 96)
     Adapun bersabar  terhadap sesuatu yang kita senangi  maksudnya adalah kita bisa menahan diri dan tidak lupa diri saat menerima atau mendapatkan sesuatu yang menyenangkan , misalnya kita tidak lantas menjadi kikir atau boros saat saat mendapatkan kekayaan (banyak rezeki), kita tidak lantas menjadi tinggi hati dan sombong saat menduduki (jabatan yang tinggi) dan tidak lantas melupakan Allah saat telah mencapai puncak  segala prestasi dan sebagainya. Kesabaran adalah sebagian dari keimanan yang merupakan puncak tertinggi dari segala kebaikan. Orang yang mampu bersikap sabar  tidak akan pernah terbesit  dalam dirinya perasaan takut, cemas ataupun kegundahan. Sabar dan tabah merupakan pangkal yang besar untuk segala urusan. Seorang pelajar hendaknya berhati sabar dan tabah dalam berguru, selain itu seorang pelajar hendaknya selalu tabah dalam melawan kehendak hawa nafsunya, serta bersabar pula dalam menghadapi segala ujian dan bencana.
      Telah dijelaskan dalam kitab Ta’limul Muta’alim bahwa  seseorang  tak kan meraih ilmu tanpa dengan 6 perilaku, diantaranya : cerdas, semangat, sabar, cukup sangu, ada piwulang guru dan sepanjang waktu.
Ada beberapa kategori dalam kesabaran yakni, pengetahuan, keadaan, serta amal. Pengetahuan didalamnya bagaikan sebuah pohon, sedangkan keadaannya bagaikan ranting-ranting dan amalnya sendiri bagaikan buah. Ketahuilah bahwa maslahat keagamaan terdapat didalam kesabaran. Orang yang sabar akan menyerahkan dan memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah, ia akan dengan tabah dan lapang hati menerima segala ketentuan serta menjalani perjalanan hidupnya dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan . Lihatlah betapa kesabaran nabi Muhammad yang luar biasa dalam menghadapi siksaan dan penindasan orang-orang kafir dalam dakwah beliau, akhirnya mengantarkan beliau kepada kebahagiaan yang tiada tara ,yaitu beliau dapat mengalahkan musuh-musuhnya dan menjadikan agama yang dibawanya (islam) berkembang dengan pesat  diseluruh penjuru dunia.
     Berita gembira Allah disampaikan untuk orang-orang  yang bersabar hanya karena Allah ta’ala semata dan berlaku sabar terhadap sesamanya. Rahmat Allah akan datang kepada manusia yang selalu sabar dalam menghadapi berbagai musibah, bila musibah itu menimpa seseorang  yang  tidak mampu mengatasinya lagi itulah petunjuk bahwa kaum itu sudah lemah. Masyarakat yang sudah tidak mampu lagi memberikan berbagai pertimbangan dan kebijaksanaan terhadap salah satu warganya yang tertimpa musibah mencerminkan gambaran akan  musibah dan bencana yang akan segera menimpa umat seluruhnya.
Istirja’ adalah ucapan “Inna lillahi wa innailaihi raaji’uun” yang artinya “sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali”. Itulah ucapan yang dapat memberi ketenangan jika suatu saat kita mengalami musibah . Musibah itupun beraneka ragam dari yang paling ringan hingga terberat.Dapat disebut satu fitnah juga apabila seseorang mengajak orang lain untuk bersabar, namun dengan cara yang memberatkan sehingga akibatnya si penderita merasa bukan bertambah ringan bebannya tapi malah sebaliknya .
    Dunia yang kata manusia tempat turunnya berbagai musibah, sebenarnya dunia ini hanyalah tumpukan benda-benda yang akan hilang dan musnah tak berbekas.Lalu apakah artinya jika kita beranggapan kuat-kuat pada benda – benda yang fana ini, dengan demikian bukankah tak ada artinya jika kita merasa kecewa dengan kehilangan benda-benda duniawi. Jika kita senang dengan segala yang ada didunia ini berarti kita senang kepada setiapyang akan hilang dengan pasti, kesenangan yang sia-sia.
      Memanglah dunia ini harus selalu berpasangan , tidak mungkin ada derita terus menerus tanpa ada kenikmatan dan begitu sebaliknya. Dunia ini tidak mungkin dipenuhi oleh kenikmatan dan kelezatan saja, karena jika demikian orang-orang mukmin tidak akan pernah mendapatkan bagian.Rasulullah SAW telah menyebutkan dunia bagi orang mukmin,sebagaimana tekah diriwayatkan oleh muslim, ahmad tirmidzi dan ibnu majah.”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan merupakan surga bagi orang kafir.”         
B.      SYUKUR
Kata syukur diambil dari kata syakara yang berarti terima kasih kepada-Nya. Adapun syukur menurut istilah adalah menyalurkan (mendaya fungsikan) semua yang telah dikaruniakan Allah kepadanya menurut fungsi dan tujuan sesuatu itu diciptakan. Dengan kata lain, bahwa bersyukur berarti menggunakan kenikmatan dan anugerah Allah pada misi pengabdian dan ketaatan yang diridhoi-Nya.
sesungguhnya antara syukur dan dzikir menurut pandangan allah adalah sama derajatnya. Kesamaan derajat di terangkan dalam QS. Al-ankabut : 45. Yang artinya “sesungguhnya mengingat Allah (dzikir) amat besar faedahnya”.
 Adapun pengetahuan yang mendorong melakukan syukur adalah mengetahui bahwa seluruh nikmat datang dari Allah, maka akan timbullah di hati kegembiraan terhadap Allah beserta nikmat dan karunia_Nya. Dengan hati rasa syukur dinyatakan dengan menyembunyikan kebaikan bagi seluruh manusia, serta selalu menghadirkannya di dalam mengingat Allah swt serta pada akhirnya tidak pernah melupakan-Nya. Adapun dengan lisan, syukur dinyatakan dengan banyak mengucap tahmid.
Sedangkan syukur dengan anggota tubuh di nyatakan dengan menggunakannya untuk mentaati perintah Allah serta menghindari penggunaannya untuk mendurhakai Allah. Syukur mata di nyatakan dengan menutupi semua kejelekan yang kita lihat dari seorang muslim serta tidak menggunakannya untuk melihat barang yang maksiat. Syukur ke dua telinga di nyatakan dengan menutupi kejelekan-kejelekan yang di dengar serta mendengarkan apasaja yang di perbolehkan.
Setiap orang ketika di tanya tentang sesuatu, maka jawaban mereka antara bersyukur dan mengeluh. Jika ia bersyukur, maka ia pun telah mentaati Allah swt serta jikalau ia mengeluh maka ia pun durhaka. Ini adalah cabn=ang dari satu bab tauhid, yakni bahwa Dialah yang mensyukuri serta disyukuri, yang mencintai serta dicintai. Tiada sekutupun didalam wujud ini selain Allah swt. Segala sesuatu akan binasa melainkan dari-Nya, serta ini adalah kebenaran yang azali serta yang abadi sebab tiada sesuatupun didalam wujud ini selain Allah swt.
Seorang penuntut ilmu dianjurkan agar senantiasa bersyukur dengan lisan, hati, perbuatan dan hartanya serta menyadari bahwa kepahaman, ilu dan taufiq itu semuanya datang dari Allah swt semata. Hendaknya juga memohon hidayah kepada Allah dengan berdo’a dan tadlaru’ kepada-Nya, karena Dia menganugerahi hidayah kepada siapa yang memohonnya.
Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa mengenal dirinya maka mengenal tuhannnya.”Artinya, apabila mengetahui kelemahan dirinya maka akanmengakui kekuasaan Allah ta’ala. Dan hendaklah jangan mengandalkan pada diri dan akalnya sendiri, tetapi haruslah bertawakal dan memohon kebenaran kepada Allah karena barang siapa bertawakal kepada Allah maka dia pasti mencukupi dan membimbingnya menuju jakan yang lurus.
Referensi
1.       Saiful Hadi El-Sutha : “Mau Gak Rugi Lagi ? BANYAKIN SABAR”
2.       Imam Ghazali : “Rahasia Ketajaman Mata Hati”
3.       Muhammad Muwaffaq Salimah Sulaiman Muslim Al-Harisy : “Sabar Kunci Kebahagiaan”
4.       Al-Ghazali : Membawa Hati Menuju Ilahi
5.       Drs.H. Aliy As’ad, M.M : Terjemah Ta’limul Muta’alim. “Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan”
Imam Ghazali : Ringkasan Ihya Ulumuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar