Oleh : Lailatul izzah
A. SABAR
Sabar adalah kemampuan untuk menahan diri
terhadap segala sesuatu yang dibenci maupun yang disenangi. Sabar terhadap sesuatu yang
dibenci adalah kemampuan untuk menahan diri menghadapi sesuatu yang
tidak diinginkan , misalnya pada saat menghadapi kesulitan, penderitaan,
musibah dan berbagai cobaan hidup lainnya. Sabar dalam konteks ini adalah
identik dengan ketabahan dan kepasrahan diri untuk menerima segala sesuatu yang
telah menjadi ketetapan Allah dengan hati yang lapang. Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang sabar dan memberikan balasan pahala yang
tiada pernah terbayangkan.
Allah swt telah
berfirman:
‘’Kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang
bersabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS.An-nahl
: 96)
Adapun bersabar terhadap sesuatu yang kita senangi maksudnya adalah kita bisa menahan diri dan
tidak lupa diri saat menerima atau mendapatkan sesuatu yang menyenangkan ,
misalnya kita tidak lantas menjadi kikir atau boros saat saat mendapatkan
kekayaan (banyak rezeki), kita tidak lantas menjadi tinggi hati dan sombong
saat menduduki (jabatan yang tinggi) dan tidak lantas melupakan Allah saat
telah mencapai puncak segala prestasi
dan sebagainya. Kesabaran adalah sebagian dari keimanan yang merupakan puncak
tertinggi dari segala kebaikan. Orang yang mampu bersikap sabar tidak akan pernah terbesit dalam dirinya perasaan takut, cemas ataupun
kegundahan. Sabar dan tabah merupakan pangkal yang besar untuk segala urusan.
Seorang pelajar hendaknya berhati sabar dan tabah dalam berguru, selain itu
seorang pelajar hendaknya selalu tabah dalam melawan kehendak hawa nafsunya,
serta bersabar pula dalam menghadapi segala ujian dan bencana.
Telah dijelaskan dalam kitab Ta’limul
Muta’alim bahwa seseorang tak kan meraih ilmu tanpa dengan 6 perilaku,
diantaranya : cerdas, semangat, sabar, cukup sangu, ada piwulang guru dan
sepanjang waktu.
Ada beberapa
kategori dalam kesabaran yakni, pengetahuan, keadaan, serta amal. Pengetahuan
didalamnya bagaikan sebuah pohon, sedangkan keadaannya bagaikan ranting-ranting
dan amalnya sendiri bagaikan buah. Ketahuilah bahwa maslahat keagamaan terdapat
didalam kesabaran. Orang yang sabar akan menyerahkan dan memasrahkan segala
sesuatunya kepada Allah, ia akan dengan tabah dan lapang hati menerima segala
ketentuan serta menjalani perjalanan hidupnya dengan penuh rasa syukur dan
kebahagiaan . Lihatlah betapa kesabaran nabi Muhammad yang luar biasa dalam
menghadapi siksaan dan penindasan orang-orang kafir dalam dakwah beliau,
akhirnya mengantarkan beliau kepada kebahagiaan yang tiada tara ,yaitu beliau
dapat mengalahkan musuh-musuhnya dan menjadikan agama yang dibawanya (islam)
berkembang dengan pesat diseluruh
penjuru dunia.
Berita gembira Allah disampaikan untuk
orang-orang yang bersabar hanya karena
Allah ta’ala semata dan berlaku sabar terhadap sesamanya. Rahmat Allah akan
datang kepada manusia yang selalu sabar dalam menghadapi berbagai musibah, bila
musibah itu menimpa seseorang yang tidak mampu mengatasinya lagi itulah petunjuk
bahwa kaum itu sudah lemah. Masyarakat yang sudah tidak mampu lagi memberikan
berbagai pertimbangan dan kebijaksanaan terhadap salah satu warganya yang
tertimpa musibah mencerminkan gambaran akan
musibah dan bencana yang akan segera menimpa umat seluruhnya.
Istirja’ adalah
ucapan “Inna lillahi wa innailaihi raaji’uun” yang artinya “sesungguhnya kami
milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali”. Itulah ucapan yang dapat memberi
ketenangan jika suatu saat kita mengalami musibah . Musibah itupun beraneka
ragam dari yang paling ringan hingga terberat.Dapat disebut satu fitnah juga
apabila seseorang mengajak orang lain untuk bersabar, namun dengan cara yang
memberatkan sehingga akibatnya si penderita merasa bukan bertambah ringan
bebannya tapi malah sebaliknya .
Dunia yang kata manusia tempat turunnya
berbagai musibah, sebenarnya dunia ini hanyalah tumpukan benda-benda yang akan
hilang dan musnah tak berbekas.Lalu apakah artinya jika kita beranggapan
kuat-kuat pada benda – benda yang fana ini, dengan demikian bukankah tak ada
artinya jika kita merasa kecewa dengan kehilangan benda-benda duniawi. Jika
kita senang dengan segala yang ada didunia ini berarti kita senang kepada
setiapyang akan hilang dengan pasti, kesenangan yang sia-sia.
Memanglah dunia ini harus selalu
berpasangan , tidak mungkin ada derita terus menerus tanpa ada kenikmatan dan
begitu sebaliknya. Dunia ini tidak mungkin dipenuhi oleh kenikmatan dan
kelezatan saja, karena jika demikian orang-orang mukmin tidak akan pernah
mendapatkan bagian.Rasulullah SAW telah menyebutkan dunia bagi orang
mukmin,sebagaimana tekah diriwayatkan oleh muslim, ahmad tirmidzi dan ibnu
majah.”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan merupakan surga bagi orang
kafir.”
B. SYUKUR
Kata syukur
diambil dari kata syakara yang berarti terima kasih kepada-Nya. Adapun syukur
menurut istilah adalah menyalurkan (mendaya fungsikan) semua yang telah
dikaruniakan Allah kepadanya menurut fungsi dan tujuan sesuatu itu diciptakan.
Dengan kata lain, bahwa bersyukur berarti menggunakan kenikmatan dan anugerah
Allah pada misi pengabdian dan ketaatan yang diridhoi-Nya.
sesungguhnya
antara syukur dan dzikir menurut pandangan allah adalah sama derajatnya.
Kesamaan derajat di terangkan dalam QS. Al-ankabut : 45. Yang artinya
“sesungguhnya mengingat Allah (dzikir) amat besar faedahnya”.
Adapun pengetahuan yang mendorong melakukan
syukur adalah mengetahui bahwa seluruh nikmat datang dari Allah, maka akan
timbullah di hati kegembiraan terhadap Allah beserta nikmat dan karunia_Nya.
Dengan hati rasa syukur dinyatakan dengan menyembunyikan kebaikan bagi seluruh
manusia, serta selalu menghadirkannya di dalam mengingat Allah swt serta pada
akhirnya tidak pernah melupakan-Nya. Adapun dengan lisan, syukur dinyatakan
dengan banyak mengucap tahmid.
Sedangkan
syukur dengan anggota tubuh di nyatakan dengan menggunakannya untuk mentaati
perintah Allah serta menghindari penggunaannya untuk mendurhakai Allah. Syukur
mata di nyatakan dengan menutupi semua kejelekan yang kita lihat dari seorang
muslim serta tidak menggunakannya untuk melihat barang yang maksiat. Syukur ke
dua telinga di nyatakan dengan menutupi kejelekan-kejelekan yang di dengar
serta mendengarkan apasaja yang di perbolehkan.
Setiap orang
ketika di tanya tentang sesuatu, maka jawaban mereka antara bersyukur dan
mengeluh. Jika ia bersyukur, maka ia pun telah mentaati Allah swt serta jikalau
ia mengeluh maka ia pun durhaka. Ini adalah cabn=ang dari satu bab tauhid,
yakni bahwa Dialah yang mensyukuri serta disyukuri, yang mencintai serta
dicintai. Tiada sekutupun didalam wujud ini selain Allah swt. Segala sesuatu
akan binasa melainkan dari-Nya, serta ini adalah kebenaran yang azali serta
yang abadi sebab tiada sesuatupun didalam wujud ini selain Allah swt.
Seorang
penuntut ilmu dianjurkan agar senantiasa bersyukur dengan lisan, hati,
perbuatan dan hartanya serta menyadari bahwa kepahaman, ilu dan taufiq itu
semuanya datang dari Allah swt semata. Hendaknya juga memohon hidayah kepada
Allah dengan berdo’a dan tadlaru’ kepada-Nya, karena Dia menganugerahi hidayah
kepada siapa yang memohonnya.
Rasulullah saw
bersabda:
“Barang siapa
mengenal dirinya maka mengenal tuhannnya.”Artinya, apabila mengetahui kelemahan
dirinya maka akanmengakui kekuasaan Allah ta’ala. Dan hendaklah jangan
mengandalkan pada diri dan akalnya sendiri, tetapi haruslah bertawakal dan
memohon kebenaran kepada Allah karena barang siapa bertawakal kepada Allah maka
dia pasti mencukupi dan membimbingnya menuju jakan yang lurus.
Referensi
1.
Saiful Hadi El-Sutha : “Mau Gak Rugi Lagi ? BANYAKIN
SABAR”
2.
Imam Ghazali : “Rahasia Ketajaman Mata Hati”
3.
Muhammad Muwaffaq Salimah Sulaiman Muslim
Al-Harisy : “Sabar Kunci Kebahagiaan”
4.
Al-Ghazali : Membawa Hati Menuju Ilahi
5.
Drs.H. Aliy As’ad, M.M : Terjemah Ta’limul
Muta’alim. “Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan”
Imam Ghazali : Ringkasan Ihya Ulumuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar